Meningkatkan Ekonomi Lokal Melalui Kerja Sama UMKM dan Ibu-Ibu PKK di Sekitar Kampus Gunadarma

 


Jalan Komp. RTM, Depok – Sabtu, 30 November 2024, pukul 15.13 WIB

Di depan Kampus F8 Universitas Gunadarma, sebuah usaha kecil namun berdampak besar sedang berkembang pesat. Warung yang dikelola oleh Ibu Ani, seorang ibu rumah tangga berusia 54 tahun, menjadi salah satu contoh nyata bagaimana kerja sama antara Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan ibu-ibu PKK dapat berkontribusi pada peningkatan ekonomi lokal. Terletak di Jalan Komp. RTM, tepat di depan kampus, warung ini menawarkan berbagai jenis makanan yang menjadi favorit mahasiswa, sekaligus memberi peluang bagi ibu-ibu PKK yang memiliki keahlian memasak untuk mengembangkan usaha mereka.

Ibu Ani mulai membuka usaha UMKM kuliner ini sekitar tiga tahun lalu, tepat setelah pandemi Covid-19 berakhir. Sebelumnya, Ibu Ani bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga biasa, tetapi setelah pandemi, ia merasa perlu mencari cara untuk menambah pemasukan keluarga. “Saat pandemi berakhir, saya merasa perlu melakukan sesuatu yang bisa membantu perekonomian keluarga. Saya ingin mencari cara agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan, jadi saya memutuskan untuk membuka usaha kuliner di sekitar kampus,” ungkap Ibu Ani saat diwawancarai.

Selain itu, Ibu Ani juga memiliki niat mulia untuk membantu ibu-ibu PKK lainnya di lingkungan sekitar. Banyak dari mereka yang memiliki keahlian memasak tetapi belum memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha mereka. “Saya ingin membantu ibu-ibu PKK yang memiliki keterampilan memasak, sehingga mereka bisa menitipkan makanan mereka di sini dan ikut berkembang. Dengan begitu, kami bisa bersama-sama meningkatkan perekonomian keluarga masing-masing,” tambah Ibu Ani.

Warung yang dikelola oleh Ibu Ani menawarkan berbagai jenis makanan yang disukai oleh mahasiswa. Mulai dari kue-kue, snack ringan, hingga nasi dan lauk pauk yang dapat mengenyangkan. Salah satu menu favorit yang selalu laris manis di warung ini adalah risol mayo, yang menjadi salah satu makanan favorit mahasiswa. Menurut Ibu Ani, risol mayo adalah hidangan yang tidak hanya lezat tetapi juga memiliki harga yang terjangkau, menjadikannya pilihan utama bagi banyak mahasiswa yang datang ke warungnya.

Selain risol mayo, Ibu Ani juga menyediakan berbagai jenis kue basah, camilan ringan, dan nasi kotak dengan harga yang sangat bersahabat bagi kantong mahasiswa. “Kami berusaha untuk menyediakan makanan yang murah, namun tetap enak dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Mahasiswa adalah target pasar utama kami, jadi kami harus mengerti kebutuhan mereka,” kata Ibu Ani.

Salah satu kunci kesuksesan Ibu Ani dalam menjalankan usaha kuliner ini adalah harga yang terjangkau dan penawaran menu yang sesuai dengan selera mahasiswa. “Saya tahu mahasiswa sering kesulitan untuk mencari makanan murah namun enak. Maka dari itu, saya berusaha menjual makanan dengan harga yang bisa dijangkau, dan saya pastikan rasa makanannya tetap enak,” jelas Ibu Ani.

Ibu Ani juga berbagi beberapa tips yang ia lakukan untuk menarik lebih banyak pelanggan dari kalangan mahasiswa. Selain harga yang murah, Ibu Ani juga memperhatikan kualitas makanan yang disajikan dan memastikan agar setiap hidangan sesuai dengan selera mahasiswa. “Kami juga mengikuti tren makanan yang disukai mahasiswa, seperti risol mayo. Kami pastikan makanan selalu dalam kondisi segar dan siap saji,” tambahnya.

Selama menjalankan usaha kuliner ini, Ibu Ani mengungkapkan beberapa suka duka yang ia hadapi. “Sukanya adalah bisa membantu perekonomian keluarga ibu-ibu PKK yang menitipkan makanannya di sini. Kami bisa bersama-sama berkembang. Selain itu, saya juga merasa senang bisa melihat pelanggan puas dengan makanan yang kami jual,” ujar Ibu Ani dengan senyum bahagia.

Namun, tentu saja ada tantangan yang harus dihadapi Ibu Ani. Salah satunya adalah saat kampus tutup, yang menyebabkan berkurangnya pelanggan. “Duka terbesar kami adalah saat kampus libur atau tutup. Saat itu, saya tidak bisa membuka warung karena tidak ada mahasiswa yang datang. Tentu saja itu berdampak pada pendapatan kami. Tapi kami tetap berusaha bertahan dan mencari cara untuk tetap menjaga usaha ini berjalan,” kata Ibu Ani, menceritakan tantangan yang dihadapinya.

Komentar

Postingan Populer